DISEBUTKAN, “Bahwasanya rambut Rasulullah Saw. mencapai separuh dari kedua telinga beliau.” (HR. Tirmidzi, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ahmad).
Juga riwayat dari Sayyidah Aisyah, “Saya pernah mandi bersama Rasulullah Saw. dari satu wadah (air). Beliau memiliki rambut yang panjangnya tidak sampai di pundak dan tidak sampai di bagian bawah daun telinga.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Dawud, dan Ahmad).
Qatadah bertanya kepada Anas, “Seperti apa ciri-ciri rambut Rasulullah Saw.?” Anas menjawab, “Rambut Rasulullah Saw. berada di tengah-tengah antara keriting dan lurus, sementara panjangnya mencapai bagian bawah daun telinganya.” (HR At-Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Nasa’i, dan Ahmad).
Dan masih banyak riwayat lain yang mengetengahkan soal rambut beliau. Dan tampak pula perbedaannya: sampai daun telinga, dan beberapa yang lain bahwasanya rambut beliau panjangnya hingga pundak.
Nah, semua ini tergantung pada perbedaan situasi dan kondisi. Bagi yang melihat Rasulullah Saw. dan rambut beliau memanjang hingga pundak, maka ia akan menceritakan bahwa rambut beliau menutupi bahu. Sedangkan yang melihat selain itu, akan menceritakan berdasar penglihatannya.
Maka, wajar saja kalau tampak kontradiksi, karena memang rambut beliau terkadang memanjang dan terkadang pendek. Jadi, tiada kontradiksi sebetulnya, sebab tidak melulu pendek, dan atau tidak selalu memanjangkannya.
Hal yang menarik dari riwayat Sayyidah Aisyah, “…yang panjangnya tidak sampai di pundak dan tidak sampai di bagian bawah daun telinga”, bisa dipahami sebagai pengungkapan karakter yang berkaitan posisi rambut, bukan pada rambut itu sendiri. Maksudnya, bahwa panjang rambut beliau tidak menutupi kedua bahu, akan tetapi lebih panjang dibandingkan rambut yang menutupi kedua daun telinga.
Hal itu diungkapkan pula oleh Anas bin Malik, “Rambut beliau panjangnya mencapai daun kedua telinga beliau.”
Kemudian tentang diperbolehkannya pasangan suami-istri mandi bersama dalam satu bejana, seperti yang diungkapkan sang Bunda Aisyah, adalah tanda keharmonisan. Hal ini jadi pelajaran kita, sebagai tips memelihara bahtera keluarga, yang insya Allah bakal menjauhkan angka perceraian, dan sebagainya dan seterusnya.
Walhasil, kembali soal memanjangkan rambut atau memendekkannya, hanyalah kebiasaan masyarakat saat itu. Baginda Rasul melakukannya karena masyarakat pada saat itu melakukannya.
Demikian!
Baca juga: Stempel Kenabian

0 Komentar